Gara-gara si 'KOMO'

Rabu, 27 Juli 2011

Mutzmainnah Aiko blog's
Dengan langkah kecil-kecil seraya mengendap-endap, dengan perlahan.... aku, mba Upik (kakak sepupuku) dan Rio (adikku), keluar dari rumah karena kami takut ketahuan embah dan nenek yang saat itu sedang tidur siang, dan kebetulan Bibi kami, Mba Im waktu itu juga ngga ada dirumah.
"ssstttt....jangan berisik ya.." bisik mba Upik padaku dan Rio memberi aba-aba pada kami sambil menutup pintu rumah. Kamipun mengangguk pelan. Setelah keluar rumah, kami pun menemui beberapa teman yang memang sudah menunggu tidak jauh dari gang rumahku.
"Rio-nya kok ikut?" Tanya salah seorang temanku, waktu itu aku dan mba Upik masih kelas 5 SD.

"Iya minta ikut nii,, ngga apa-apa lah daripada nangis ntar malah kita ngga jadi keluar." sahut Mba Upik.
"Owh ya udah cepet berangkat yuk, biar pulangnya ngga kemaleman" Ajak teman kami.
Tujuan kami waktu itu ingin mengunjungi Pekan Pameran di Lapangan Kecamatan yang beberapa hari yang lalu kami kunjungi bersama guru dan teman sekelas yang lain. Karena hari ini adalah hari terakhir makanya kami pun berniat kembali kesana tuk melihat. Dari kampungku kami harus melewati 2 kampung lain tuk sampai kesana, lumayan jauh dengan berjalan kaki tapi dasar anak kecil, kami jalani dengan riang dan bercanda tawa.
"Yin... Iyo cape banget... kapan sih nyampeya..." Ujar adikku saat kami dalam setengah perjalanan.
"Iyo sih ngga nurut, kan Yin ma mba Upik bilang ngga usah ikut ntar kita beliin boneka.." sahutku

"Ya udah sini mba Upik gendong, ntar kalo mba cape gantiannya gendong ya Yin" mba Upik pun menggendong si kecil Rio.
"Hu'umm mba..." jawabku.....
Mutzmainnah Aiko blog's
Kami pun meneruskan perjalanan, sesampainya di Pameran,, wah ramai banget, mungkin karena hari terakhir pengunjung jadi bertambah banyak. Kami pun bersuka ria mengelilingi areal pameran sambil melihat-lihat boneka. karena tujuan awal aku dan mba Upik memang pengen beli boneka.
"Mba.. Iyo mau boneka itu.." tunjuk Rio tepat pada boneka Komo warna merah hati.
Lalu kami bertanya pada penjaga stand boneka itu "Yang ini berapa harganya mba?"

"yang ini seribu rupiah" jawabnya.
"Bisa kurang ngga ya mba?" kami mencoba menawar harga, karena kebetulan uang yang kami bawa pas-pasan cuma Rp.1000 kalo semuanya buat beli boneka berarti kami ngga bisa beli yang lain fikir kami waktu itu.
"Wah ngga bisa neng, ini juga udah murah banget, kan hari terakhir harganya udah dimurahin kok" sahut penjaga stand itu.
"Mba... iyo mau boneka komo ituu...." rengek Rio terus-terusan, akhirnya dengan berat hati aku dan mba Upik jadi membeli boneka itu. Dan setelah kami puas mengelilingi pameran, kami pun pulang. Rasa lelah dan haus pun tak terelakkan karena aku dan mba Upik harus gantian menggendong Rio, waktu kami baru melewati satu kampung ada abang beca yang memanggil-manggil kami...

Mutzmainnah Aiko blog's
"kalian cucu-nya bapa Syarif ya.." Ujarnya dari belakang kami, lalu kami menoleh...
ternyata mang Iksan tetangga kami..
"Iya mang..." Jawabku dan mba Upik hampir bersamaan.

"Kalian anak-anak kecil dari mana sore-sore begini, ko mainnya jauh sekali" mang Iksan bertanya pada kami,
"Dari kecamatan mang, melihat Pameran" jawab salah satu temanku..
"Owh yang di Lapangan itu,," kata mang Iksan lagi..
"Hayu kalian naik beca mang Iksan saja, itung-itung nemenin mamang pulang" ajak mang Iksan pada kami tanpa minta persetujuan kami pun langsung berdesakkan naik ke beca mang Iksan

"Horee......." seru kami sambil tertawa riang sepanjang perjalanan pulang.
Sampai rumah, embah dan nenek sudah menunggu diteras rumah sambil khawatir, karena kami pergi ngga ijin. Setelah mengucapkan terima kasih pada mang Iksan, kami turun beca dengan takut-takut, lalu mang Iksan menceritakan pada embah tentang kami yang pulang dari melihat pameran. Lalu embah bertanya pada kami..
"Jauh-jauh ke Kecamatan mau beli apa...?" tapi embah ngga marah, alhamdulillah
dan si kecil Rio dengan lugunya menjawab..
"Iyo mau beli boneka Komo ini mbah..."

akhirnya embah pun tertawa,, mendengar suara cedal adikku,
"Tapi lain kali kalo mau kemana-mana harus ngomong dulu ma embah, biar embah tau kalian kemana, takutnya kalian ada apa-apa kan embah juga yang disalahin ma orang tua kalian..." nasehat embah pada kami..
"Iya mbah, maafin eyin sama Upik ya mbah,," jawabku dan mba Upik..
"ya udah kalian cepat mandi trus makan, bentar lagi adzan Magrib jangan sampai ketinggalan ngaji di Mesjid...."
lalu embah memapah kami memasuki rumah.... dan nenek pun segera menyambut kami dengan senyum harap-harap cemas tergambar di raut wajah tuanya........

0 komentar:

Islamic Clock

Demi waktu

My music

SCM Music Player - seamless music for your Website, Wordpress, Tumblr, Blogger.