Muharram Sad Story..

Rabu, 21 September 2011

Awal Muharram beberapa tahun silam..

Waktu itu aku masih berseragam putih abu-abu. Pada awal muharram, sudah menjadi tradisi di ponpes kami mengadakan perlombaan antar santri dalam rangka menyambut tahun baru Islam.. Saat itu Muharram kedua-ku diponpes Al istiqomah, aku dan teman-teman sekamar berbagi tugas menurut kelas dimadrasah dan kesanggupan masing-masing. Dan aku kebagian ikut lomba Hafalan juz 'amma, sholawatan dan lomba cerdas cermat.
Siang itu.. saat aku sedang mempersiapkan dan berlatih sholawat untuk lomba dimalam kedua muharram..
Mba Sholhah (ketua pengurus santri putri) memanggilku..
"Emut... disuruh kerumah Mimi (Ma Nyai), ada telpon dari keluargamu" serunya dari bawah kamarku."Owh iya Mba Isol.. makasih" sahutku sambil berlari-lari kecil menuruni tangga kamar. Rumah Ma Nyai bersebelahan dengan pondok putri hanya dibatasi sebuah ruangan. Perlahan ku ketuk pintu belakang rumah Ma Nyai..

"Assalamu'alaikum mimi.. Saya Siti Muthmainnah" ku ucap salam..
"Wa'alakumsalam warohmatulloh.. Emut silahkan masuk, ini ada telpon dari Papa-mu cepat angkat ya.." jawab Mimi Nyai dengan ramah.
"Terima kasih mi.."jawabku.
Papa.. ada desir aneh dalam hatiku saat mimi bilang Papa yang menelponku, karena udah beberapa tahu aku tidak mendengar suaranya apalagi bertemu denganya sejak aku masih duduk dikelas 5 SD, lalu aku langsung mengangkat gagang telpon..

"Hallo.. Assalamu'alaikum.." aku memulai pembicaraan,
"Hallo.. Wa'alaikumsalam.. Elyn, ini Papa.. Elyn sehatkan..?" Terdengar suara papa-ku yang seakan asing ditelingaku.
"Alhamdulillah Elyn sehat, Papa apa kabar..?" jawabku lirih
"Papa juga sehat, sebelumnya Papa minta maaf, Papa cuma mau bilang Elyn kan sekarang udah gede, Elyn pasti ngerti yang akan Papa omongin.." papa terdiam sejenak, lalu dia melanjukan ucapanya..
"Jalan hidup kita sekarang udah berbeda, kita harus jalani kehidupan kita masing-masing, Elyn ngerti maksud Papa kan?"
Dengan sedikit kaget dan tidak percaya atas smua ucapanya, Aku hanya sanggup menjawab
"Iya Pa, insya Allah Elyn ngerti" lalu kami mengakhiri pembicaraan kami titik habis tanpa koma.

Dengan menahan air mata yang hampir tumpah, aku pamit tuk kembali ke kamar dan sekali lagi mengucapkan terima kasihku pada mimi nyai, lalu aku berlari masuk ke pondok putri dan naik kekamarku, aku terduduk lemas, air mata pun tak kuasa lagi ku bendung, aku menangis  dalam pilunya batinku, aku hanya bisa mngingat betapa sakitnya hatiku saat itu..
Apa salahku..???

0 komentar:

Islamic Clock

Demi waktu

My music

SCM Music Player - seamless music for your Website, Wordpress, Tumblr, Blogger.