Khusyu' dalam Shalat..

Kamis, 20 Oktober 2011


"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu' hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)?" (QS. Al-Hadid: 16).


Khusyu' artinya keberadaan hati di hadapan Rabb, dalam keadaan tunduk dan merendah..
Al-Junaid berkata, "Khusyu' artinya ketundukan hati kepada Dzat Yang Maha Mengetahui yang gaib."

Di antara tanda-tanda khusyu' ialah jika seorang hamba dihadapkan kepada kebenaran, maka dia menerimanya dan tunduk patuh.

Dikatakan bahwa bahwa khusyu' itu berada di dalam hati dan buahnya nampak pada anggota tubuh. Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam melihat seseorang yang mengacak-acak jenggotnya ketika shalat, kemudian beliau bersabda, "Sekiranya hati orang ini khusyu', tentu anggota tubuhnya juga khusyu."

Seorang shahabat (Hudzaifah bin Al-Yaman) berkata, "Jauhilah oleh kalian khusyu' kemunafikan." Ada yang bertanya, "Apa artinya khusyu' kemunafikan itu?" Dia menjawab, "Jika engkau melihat tubuh khusyu', tapi hati tidak khusyu."

Hudzaifah berkata, "Yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu' dan yang terakhir kali hilang dari agama kalian adalah shalat. Berapa banyak orang yang mendirikan shalat namun tidak ada kebaikan di dalamnya. Begitu cepat mereka masuk masjid untuk berjama'ah, namun engkau tidak melihat seorang pun diantara mereka yang khusyu."


"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (Al-Ma'un: 4-5).

Lalai disini bukan berarti meninggalkan shalat. Jika tidak, tentunya mereka tidak disebut orang-orang yang shalat. Namun maksudnya melalaikan kewajibannya, Apakah yang berkaitan dengan waktu seperti yang dikatakan (sahabat Rasulullah) Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, atau yang berkaitan dengan kehadiran hati dan khusyu'.

Shalat mempunyai tambahan pahala di dunia, berupa kekuatan iman di dalam hati, cahaya, kelapangan di dada, manisnya ibadah, kesenangan, kegembiraan dan kenikmatan, yang bisa dirasakan orang yang menghimpun hasrat dan hatinya bersama Allah, menghadirkan hatinya di hadapan-Nya, seperti perasaan manusia saat didekati raja dan mendapat perhatiannya secara khusus. Yang demikian ini ditambah lagi dengan derajat yang tinggi di akhirat, hidup berdekatan dengan orang-orang yang taqarrub kepada Allah. Tapi semua ini tidak didapatkan jika tidak ada kehadiran hati dan khusyu'. Dua orang yang berdiri berdampingan di satu shaff, tapi perbedaan shalat di antara keduanya bisa seperti langit dan bumi.

Ibnu Abbas berkata, "Engkau tidak mendapat pahala dari shalatmu kecuali menurut apa yang engkau pahami dari bacaannya."

Di dalam Al-Musnad disebutkan secara marfu', "Sesungguhnya hamba itu benar-benar mendirikan shalat, dan tidak ditetapkan pahala baginya kecuali separohnya, atau sepertiganya, atau seperempatnya, hingga mencapai sepersepuluhnya."

Allah mengaitkan keberuntungan orang-orang yang shalat dengan khusyu'-nya shalat mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang tidak khusyu' tidak termasuk orang-orang yang beruntung.

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. Al Mukminun: 1-2).

0 komentar:

Islamic Clock

Demi waktu

My music

SCM Music Player - seamless music for your Website, Wordpress, Tumblr, Blogger.