Semesta mulai bangkit ketika kubaca pesan-Mu
Tentang gemuruh petir dan cahaya kilat
Dalam heningku aku tak pernah tahu
Wajah pagi yang melahirkanmu
juga matahari yang membakar jejakMu
Namun, ku mulai berdoa saat itu
Dalam gerimis yang mulai menasbihkan nama-Mu
Sejenak angin penghujung tahun menyampaikan pesan-Mu yang hangat,
musim pun tak mampu meretakkan sendiku, lalu kulihat pintu riwayat yang terbuka
dan tangan kukuhMu merengkuh ujung rasaku
seperti selaksa langit.. hatiku mekar dalam tafakur yang tak pernah pudar
Semenjak gerimis doa menasbihkan nama-Mu
jarak ini selalu membuatku ingin kembali
ke pantai yang telah lama ku tinggalkan
dan ingin ku bangun lagi surau bercahaya di sudut lintasan waktu..
Lalu ingin kutuliskan dalam mushaf-mushaf perjalanan waktuku
juga pada angin yang menghembuskan segenap cintaku untuk-Mu
yang selalu melafadzkan nama-Mu..